Sebuah Tanya : Memoar Gie

undefined undefined

Akhirnya semua akan tiba

Pada suatu hari yang biasa

Pada suatu ketika yang telah lama kita ketahui

-----

Apakah kau masih berbicara selembut dahulu

Memintaku minum susu dan tidur yang lelap?

Sambil membenarkan letak leher kemejaku

-----

kabut tipis pun turun pelan-pelan

Di lembah kasih, lembah Mandalawangi

Kau dan aku tegak berdiri

Melihat hutan-hutan yang menjadi suram

Meresapi belaian angin yang menjadi dingin

-----

Apakah kau masih membelaiku semesra dahulu

Ketika kudekap kau

Dekaplah lebih mesra, lebih dekat

-----

lampu-lampu berkerlipan di Jakarta yang sepi

Kota kita berdua,
yang tua dan terlena dalam mimpinya

Kau dan aku berbicara

Tanpa kata, tanpa suara

Ketika malam yang basah menyelimuti Jakarta kita

-----

Apakah kau masih akan berkata

Kudengar derap jantungmu

Kita begitu berbeda dalam semua

Kecuali dalam cinta

-----

hari pun menjadi malam

Kulihat semuanya menjadi muram

Wajah-wajah yang tidak kita kenal berbicara

Dalam bahasa yang kita tidak mengerti

Seperti kabut pagi itu

-----

Manisku, aku akan jalan terus

Membawa kenang-kenangan dan harapan-harapan

Bersama hidup yang begitu biru

-----

Sunday, June 5, 2011 at 10:44pm

posted under |

0 komentar:

Posting Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

Total Tayangan Halaman

19367

Search

Recent Posts

Recent comments

Blogroll

Blogger templates

Blogger news

Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts

Blog Archive

About Me

Foto Saya
Nephthys Re
Menulis, adalah melepaskan sinap - sinaps syaraf kerinduan yang bermuara pada pikiran..
Lihat profil lengkapku

Blog Archive

Followers