Air.
Dulu hidup saya pernah (saya pikir) hampir berakhir di dalam air.
Hampir mati..
Nyaris..
Dan bayangan sesak panas dada akibat minimnya oksigen di paru2 berubah menjadi hantu yg menyesaki hari - hari saya hingga belasan tahun kemudian..
Dan membuat saya menarik jarak antara darat dengan air..
Ya, saya merasa jauh lebih aman dan baik - baik saja di darat.


---


Dan kemudian, Tuhan dengan selera humornya yg luar biasa "menceburkan" saya ke dunia baru..
Pekerjaan baru.
Dan di dunia baru ini, air adalah sesuatu yg harus saya hadapi sebagaimana saya menghela oksigen setiap detiknya..
Saya mulai belajar berenang,
saya mulai belajar bersahabat dengan air.
Belajar menaklukkan ketakutan.
Menaklukkan diri sendiri.
Alangkah sulitnya





Lantas saya mulai menyukai air.
Menyukai sensasi ketika arus menggelitik telapak kaki.
Menyukai sensasi ketika air memasuki hidung dan menyemburi paru - paru hingga panas terasa.
Menyukai sensasi menggerakkan ujung - ujung kaki menyibak air.
Menyukai sensasi ketika betis atau pergelangan mulai kram karena terlalu lama berendam.
Saya mulai menyukai air.


---


Banyak kesenangan pribadi ketika saya menenggelamkan tubuh di kedalaman sekian meter.
Dengan masker, regulator oksigen, fin, dan seperangkat peralatan untuk menyambung hidup saya di dalam sana.
Menghabiskan waktu berlama - lama


---


Dan kenapa belakangan saya jauh menyukai air?
Saya menemukan tempat aman untuk membasahkan mata.
Siapa yg peduli ketika saya muncul di permukaan dengan mata sembab memerah atau sisa air melelehi pipi?


---


Sungguh, saya sangat menyukai air sekarang..
Di dalam air, saya merasa jauh lebih aman..
Jauh lebih nyaman dengan segala emosi yg saya keluarkan..


---


Seperti hari ini, saya leluasa membasahkan mata di kedalaman tujuh meter tanpa satupun rekan kerja saya tahu..
Tujuh meter.
Hanya saya.
Dan dunia pribadi saya..
Dan saya suka berlama - lama di dalam air sekarang..


----


Wednesday, July 6, 2011 at 1:45pm